Banjir di Jakarta, Hulunya Harus Dibereskan

Banjir di Jakarta, Hulunya Harus Dibereskan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bahwa penyebab Jakarta rentan banjir adalah tidak terserapnya air di hulu atau di Bogor dan sekitarnya. Namun Anies meyakini penanganan banjir merupakan tanggung jawab bersama.

"Saya tidak mau masuk wilayah Pak Gubernur Jawa Barat. Jadi saya percaya bahwa penanganan masalah manajemen air ini lintas wilayah. Hulunya memang harus dibereskan," ujar Anies, di Wisata Agro Gunung Mas, Cisarua, Bogor, Sabtu (21/10/2017).

Anies menjelaskan, sejak 1920-an, volume air yang turun ke Jakarta meningkat karena resapan air di daerah hulu berkurang. Menurut Anies, banyak hutan di Bogor beralih fungsi menjadi kebun teh, dan bangunan.

"Karena dulu ketika masih (banyak) hutan, maka penyerapan air tinggi. Dan ketika sekarang menjadi kebun teh, air cepat sekali mengalir," ujarnya.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan perlu ada kerja sama antardaerah untuk mengentaskan masalah banjir. Anies kemudian mewacanakan pemberian hibah pada daerah penyangga Ibu Kota untuk membenahi resapan air.

"Kami harap nanti pengawalan lebih baik, sehingga limpahan air ke Jakarta menurun," ujarnya.

Rusak Inventaris Polri, Pendemo di Depan Istana Negara Diciduk

Rusak Inventaris Polri, Pendemo di Depan Istana Negara Diciduk

Polisi mengamankan sejumlah mahasiswa yang menggelar aksi demo di depan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Sejumlah mahasiswa itu pun dibawa ke klinik karena mengalami luka usai dibubarkan paksa.

Demo mahasiswa di depan Istana Negara pada Jumat, 20-21 Oktober 2017 malam itu berakhir bentrok. Mahasiswa dibubarkan paksa polisi karena enggan pergi dari lokasi demo meski sudah melewati batas waktu demo.

Setelah pembubaran aksi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Idham Aziz langsung memantau ke lokasi kejadian pada Sabtu (21/10/2017) dini hari.

Menurut Idham, pembubaran mahasiswa dilakukan dengan cara membuka akses Jalan Medan Merdeka Barat yang menjadi titik kumpul massa berdemonstrasi.

"Aksi mahasiswa yang tadinya berlangsung hingga pukul 18.00 WIB, mereka tetap bertahan hingga pukul 23.00 WIB lewat. Akhirnya kami mengambil langkah yang mana sebelummya arus lalu lintas kami alihkan, karena masyarakat merasa terganggu, lalu kami jalankan arus lalu lintas secara minimal," ujarnya.

Dia menerangkan, ada sembilan mahasiswa yang diamankan polisi. Adapun mahasiswa yang diamankan juga mengalami luka di bagian wajah maupun tangan saat dibubarkan paksa oleh polisi.

"Ada 9 orang yang kami amankan, kami kirim ke Mapolda dan kenakan Pasal 406 dan 170, sementara melakukan pengerusakan terhadap inventaris anggota Polri maupun fasilitas umum," tuturnya.

Mahasiswa yang diamankan itu, tambahnya, kini telah berada di Polda Metro Jaya untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. "Semua sudah di polda. Sekarang sudah dibawa ke klinik polda. Luka ada yang lecet di tangan," katanya.

Sumber : https://metro.sindonews.com/read/1250394/170/rusak-inventaris-polri-pendemo-di-depan-istana-negara-diciduk-1508554945
Polisi Tangkap 14 Mahasiswa yang Demo Tengah Malam di Istana

Polisi Tangkap 14 Mahasiswa yang Demo Tengah Malam di Istana

Polisi menangkap 14 mahasiswa yang mengikuti aksi demo di depan Istana Merdeka pada Jumat 20 Oktober 2017 kemarin. Aksi tersebut berlangsung hingga tengah malam dan berujung ricuh.

"Ada 14 yang diamankan. Dibawa ke Polda Metro Jaya. Dan belum selesai diperiksa, batas waktu sampai 1x24 jam," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono, Jakarta, Sabtu (21/10/2017).

Sejauh ini, 14 mahasiswa itu masih diperiksa sebagai saksi. Argo belum bisa menjelaskan apa peran belasan orang itu pada aksi mengkritisi tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK.

"Kita tunggu ya penyidik masih bekerja dan mengumpulkan barang bukti. Setelah 1x24 jam akan ketahuan," kata dia.

Argo mengatakan, massa yang berasal dari elemen mahasiswa dan buruh ini tetap bertahan meski sudah lewat pukul 18.00 WIB. Padahal berdasarkan aturan. penyampaian pendapat di muka umum dibatasi sampai pukul 18.00 WIB.

"Menjelang pukul 18.00 WIB, Kapolres Jakarta Pusat sudah menyampaikan bahwa waktu untuk unjuk rasa sesuai undang-undang akan berakhir," ucap Argo.

Namun massa tetap tidak membubarkan diri. Polisi, kata Argo, terus melakukan upaya persuasif agar massa bersedia membubarkan diri. Sehingga Jalan Medan Merdeka Barat yang semula ditutup untuk aksi bisa digunakan kembali.

Polisi bahkan telah berkoordinasi Sekretariat Negara (Setneg) agar menerima perwakilan mahasiswa.

"Tapi pihak pengunjuk rasa tidak mau difasilitasi itu," kata Argo.

Massa tetap bertahan hingga pukul 22.00 WIB. Demonstrasi tersebut mulai dikeluhkan masyarakat lantaran menganggu fasilitas umum. Polisi kemudian memberikan waktu hingga pukul 23.00 WIB untuk membubarkan diri.